Senin, 05 November 2007

Fraud IT

Tarif Selular Tak Rasional

Tanpa disadari,banyak pergeseran norma dan etika akibat perkembangan tekhnologi selular.Selain perubahan perilaku masyarakat,banyak juga "penyelewengan etika" yang terjadi di Industri selular.Misalnya dalam hal promosi, dan tentu saja ...tarif.
Tengok saja promosi operator selular yang mempertontonkan seolah-olah,tarif Rp. 0,-.
Benarkah memang 0 rupiah,mengingan tetap ada sejumlah uang yang harus dibayarkan planggan?
Pelanggan terseret ke tengah persaingan tarif "semu" di antara operator selular.Semu,karena cuma tarif promosi yang banyak di gembor-gemborkan.Dalam 1-2bulan,tarif semu ini akan berakhir,untuk digantikan promosi lainnya.
Sudah menjadi perhitungan akuntansi standar bahwa harga jul suatu produk didapat dari biaya produksi,plus biaya-biaya lainnya dan keuntungan yang hendak dicapai.Coba kita tengok biaya produksi sms yang sebenarnya cuma Rp. 74 per sms.Sekarang bandingkan dengan tarif sms Rp. 250-300 yang diberlakukan operator.Ini brarti terjadi peningkatan 300%-400% dari biaya produksi.

Profesi IT

Karir Berbasis IT Peluang bagi Wanita

Perkembangan pesat teknologi informasi (IT) telah menumbuhkan banyak kompetensi baru, sekaligus membentangkan kesempatan-kesempatan karir baru yang menantang. Namun, ketersediaan SDM di bidang ini belum cukup memadai, lebih-lebih dari kaum wanita.

"Kalau bicara karir di bidang IT, kita langsung dihadang dengan persepsi umum bahwa itu dunia milik laki-laki," ujar CEO APJI (Indonesian Internet Service Providers Association) Sylvia W Sumarlin dalam diskusi bertajuk "Dunia IT Milik Wanita Juga" di Gedung Informatics, Jakarta, Rabu (14/3/07).

Diskusi digelar oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Telematika bekerja sama dengan Automated Testing Indonesia (ATI) untuk memperingati Hari Wanita Internasional yang jatuh pada 8 Maret lalu.

Menurut Sylvia, persepsi umum semacam itu harus ditantang dengan keyakinan pribadi bahwa siapa pun, tanpa membedakan gender, bisa membentuk eksistensinya sesuai dengan minat dan kemampuan.

"Seseorang berkarir di bidang IT mestinya ya bukan karena dia pria atau wanita, tapi karena memang memiliki alasan untuk meniti karir tersebut." Alasan yang dimaksud, Sylvia merinci, bisa bermacam-macam. Dari minat, hobi dan gaya hidup, keuntungan ekonomi, masa depan yang menjanjikan dan kesempatan.

Selain hal-hal itu, dia juga melihat bahwa pertanyaan lainnya menyangkut kualifikasi.

"Menyangkut latar belakang pendidikan misalnya, banyak orang merasa tidak memiliki kualifikasi di bidang IT. Padahal kalau kita kembali ke definisi, yang namanya IT kan bukan hanya komputer dan program-program, melainkan banyak sekali karir yang berbasis IT tersebut," papar Sylvia seraya menyebut telemarketing dan online educator sebagai contoh.

Di samping itu, Sylvia juga tak menutup mata bahwa masih banyak wanita yang mengaku atau merasa "gaptek" untuk berkarir di bidang IT. "Gaptek itu kan hanya mindset di kepala kita. Bagi saya, yang penting kita bisa menggunakan teknologi pada tingkat yang kita butuhkan, tidak perlu ikutan-ikutan orang lain."

Sumber : www.portalHR.com

Impian Tentang Komputer Masa Depan

Mungkin untuk saat sekarang ini komputer telah menjadi barang elektronik yang sangat di butuhkan.Selain untuk kegiatan kantor,sekolah,kuliah,komputer juga dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari.Misalnya mencari berita,mengetik jadwal, dll.
Dengan seiringnya perkembangan tekhnologi maka kebutuhan akan komputer yang dapat di bawa kemana saja semakin meningkat,maka dari itu saya sebagai praktisi IT memimpikan komputer yang praktis bahkan kita seakan tidak membawa komputer.Mimpi akan komputer yang super mini sepertinya bukan tidak mungkin terwujud,mengingat gibbeting tadi.Saya memimpikan komputer yang akan datang dapat sekecil Ball point bahkan lebih kecil lagi.Itulah mimpi yang saya inginkan untuk komputer masa depan