Tarif Selular Tak Rasional
Tanpa disadari,banyak pergeseran norma dan etika akibat perkembangan tekhnologi selular.Selain perubahan perilaku masyarakat,banyak juga "penyelewengan etika" yang terjadi di Industri selular.Misalnya dalam hal promosi, dan tentu saja ...tarif.
Tengok saja promosi operator selular yang mempertontonkan seolah-olah,tarif Rp. 0,-.
Benarkah memang 0 rupiah,mengingan tetap ada sejumlah uang yang harus dibayarkan planggan?
Pelanggan terseret ke tengah persaingan tarif "semu" di antara operator selular.Semu,karena cuma tarif promosi yang banyak di gembor-gemborkan.Dalam 1-2bulan,tarif semu ini akan berakhir,untuk digantikan promosi lainnya.
Sudah menjadi perhitungan akuntansi standar bahwa harga jul suatu produk didapat dari biaya produksi,plus biaya-biaya lainnya dan keuntungan yang hendak dicapai.Coba kita tengok biaya produksi sms yang sebenarnya cuma Rp. 74 per sms.Sekarang bandingkan dengan tarif sms Rp. 250-300 yang diberlakukan operator.Ini brarti terjadi peningkatan 300%-400% dari biaya produksi.
Tengok saja promosi operator selular yang mempertontonkan seolah-olah,tarif Rp. 0,-.
Benarkah memang 0 rupiah,mengingan tetap ada sejumlah uang yang harus dibayarkan planggan?
Pelanggan terseret ke tengah persaingan tarif "semu" di antara operator selular.Semu,karena cuma tarif promosi yang banyak di gembor-gemborkan.Dalam 1-2bulan,tarif semu ini akan berakhir,untuk digantikan promosi lainnya.
Sudah menjadi perhitungan akuntansi standar bahwa harga jul suatu produk didapat dari biaya produksi,plus biaya-biaya lainnya dan keuntungan yang hendak dicapai.Coba kita tengok biaya produksi sms yang sebenarnya cuma Rp. 74 per sms.Sekarang bandingkan dengan tarif sms Rp. 250-300 yang diberlakukan operator.Ini brarti terjadi peningkatan 300%-400% dari biaya produksi.